Aktualisasi Kaidah “Al-Muhafadzah ‘Ala Al-Qadim Al-Shalih, Wa Al-Akhdzu Bi Al-Jadid Al-Ashlah” di Pesantren Dalam Menghadapi Tantangan Era Disrupsi (Sebuah Pembacaan Atas Teori Fungsionalisme Struktural)

Abstrak

Penelitian ini mengkaji pesantren yang mengadopsi prinsip "Al-Muhafadzah ‘Ala Al-Qadim Al-Shalih, Wa Al-Akhdzu Bi Al-Jadid Al-Ashlah" namun cenderung memprioritaskan salah satu aspek, yakni tradisi lama (pesantren Salafi) atau modernisasi. Ketimpangan ini dapat mengancam legitimasi pesantren di era digital, terutama jika pesantren menutup diri terhadap budaya digital, sehingga membuka ruang bagi ulama tidak kredibel untuk mendominasi dunia Islam. Penelitian kualitatif ini menggunakan teori fungsionalisme struktural Talcott Parsons, yang menekankan pentingnya integrasi elemen masyarakat melalui konsep AGIL. Hasilnya menunjukkan bahwa pesantren perlu menjaga tradisi sekaligus beradaptasi dengan digitalisasi, dengan dukungan pemerintah dan masyarakat. Pesantren juga harus menetapkan aturan yang jelas, mendorong partisipasi, dan menangani konflik. Kiai dan ustaz diharapkan aktif dalam dakwah digital untuk memastikan keberlanjutan pesantren di era modern.